Posts Subscribe to This BlogComments

Follow Us

New Articles

1 2 3 4 5 6 7 8

Rabu, 02 Juni 2010

Pesan-pesan Hikmah Untuk Engkau Wahai Pendidik

Rasulullah saw bersabda: "Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah swt sangatlah santun dan menyukai kelemahlembutan. Dia memberikan ganjaran untuk sikap lemah yang takkan pernah diterima oleh sikap kasar (aniaya), bahkan tidak juga diterima oleh sikap-sikap lainnya" (HR Muslim).

"Sesungguhnya sikap kasih sayang, jika melekat pada sesuatu, pastilah ia akan menjadi hiasan yang sangat indah. Dan jika ia hilang, maka segala sesuatu pun akan kehilangan keindahannya" (HR Muslim diriwayatkan dari Aisyah).


Ibnu Khaldun mengatakan: "Barang siapa yang dididik dengan kekasaran dan kekerasan, baik itu dari kalangan orang-orang terpelajar, budak, atau pembantu, maka kekerasan itu akan menguasainya, mempersempit perkembangan jiwanya, menghilangkan vitalitasnya, membuatnya jadi malas, suka berbohong dan berkata-kata kotor, serta membohongi nuraninya sendiri . Kekerasan itu pun akan mengajarinya menjadi sosok yang suka bermakar dan menipu. Perlahan semua itu akan menjadi kebiasan dan tingkah laku yang mendarah daging, merusak nilai-nilai kemanusiaan dari sisi sosial dan adab. Lalu jadilah ia sampah masyarakat, terhina di tempat yang paling bawah"

Al-Qâbisi mengatakan: "Hendaknya seorang anak diberi apresiasi jika ia melakukan suatu kebaikan. Agar ia tahu mana perbuatan baik yang harus selalu dilakukan, dan mana perbuatan buruk yang harus ditinggalkan

Al-Qadhi Hasan Al-Asymawi mengatakan: "Saya percaya bahwa pemberian arahan yang baik, dan pemberitahuan mengenai kesalahan, serta tuntunan ke arah perbuatan yang benar, harus benar-benar dilandasi oleh sikap kasih yang tulus dan terbebas dari segala unsur kekerasan dan kekasaran, termasuk cara menatapnya...

Pengarang kitab Zallatu Al-Walidaini mengatakan: "Berbagai eksperimen telah mengajari kami untuk tidak lalai dari memberikan ganjaran (baik hadiah ataupun sangsi), sesuai dengan perkara yang terjadi, apakah itu kebaikan atau keburukan. Dan jika caranya salah, maka dampak yang akan muncul adalah sebuah kemalasan dan pembangkangan, yang hanya akan mengundang bangkitnya pilar-pilar kewenangan kita belaka. Sesungguhnya di buku manapun, kita tidak akan pernah menemukan ilmu pasti dalam mendidik anak kecil yang bisa menjamin keberhasilan secara mutlak"

Al-Qadhi Hasan Al-Asymawi mengatakan: "Tongkat kayu dan ucapan yang kasar, selamanya tidak akan mampu menciptakan manusia yang shaleh. Justru yang tercipta adalah kera yang terlatih. Yang pandai menunjukkan perilaku baik sebatas tingkah lahiriyahnya. Namun bukankah yang kita kehendaki adalah, putra-putri kita menjadi manusia seutuhnya, bukan kera"

Rasulullah saw telah bersabda: "Perintahkan mereka (anak-anak kalian) untuk mengerjakan shalat saat berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika enggan menunaikannya saat telah berusia tigabelas tahun". (HR Ad-Dar Quthni (1/231).

Al-Qadhi Syuraih berpendapat: "Seorang anak yang enggan membaca Al-Quran jangan dipukul, kecuali hanya sebatas tiga pukulan, sebagaimana yang dilakukan Jibril, yang mendekap erat Nabi Muhammad sebanyak tiga kali dalam peristiwa wahyu pertama di gua".

Al-Qâdhi Hasan Al-Asymâwi mengatakan: "Sangsi pukulan harus terbebas dari segala unsur kekerasan dan pelampiasan amarah. Jika tidak, maka tindakan itu tak ubahnya seperti balas dendam atau pelecehan fisik, bahkan bisa dikatakan sebagai perbuatan kriminal yang jahat, bukan sangsi mendidik seperti yang dimaksudkan. Dan hendaknya suami selalu menasehati istrinya dalam mendidik anaknya: "Harus engkau ketahui bahwa hukuman tak ubahnya racun yang membunuh, jika terpaksa kau menggunakannya, maka berbuatlah layaknya kau seorang dokter yang menggunakan racun sebagai obat yang terukur sesuai dosis yang tepat.

"Tidak ada yang lebih buruk dalam proses pembinaan cita-cita, selain meluncurnya kata-kata celaan dan hinaan secara berlebihan, atau pemberian tugas yang memberatkan. Sebab cara membunuh cita-cita adalah dengan memberikan beban yang mengarahkan pada kegagalan, kejenuhan dan kemalasan. Motivasi adalah jalan terbaik untuk membebaskannya".

"Seorang guru terhadap muridnya, orang tua terhadap anaknya, hendaknya tidak membina dan mendidik mereka secara semena-mena" (Ibnu Khaldun).

"Sesungguhnya ketidaktentraman perasaan anak terhadap lingkungan sosialnya, dapat mendorong mereka melakukan kesalahan. Kecaman, celaan, dan sangsi, yang dirasakan dari lingkungan itu, dapat membuat mereka kehilangan rasa aman. Oleh karena itu, kemarahan dan kezaliman yang mereka rasakan, serta interaksi yang buruk antara mereka dengan masyarakat, dapat menjadi faktor yang menyebabkan mereka lari dari rumah dan sekolah, dan lebih memilih jalanan yang dianggap bisa menampung ekpresi jiwa mereka, sehingga mereka merasa terbebas dari segala tekanan dan kegundahan yang selama ini melanda. Demikian juga jika idealisme mereka berseberangan dengan keinginan dan angan-angan kedua orang tua mereka.

Sumber :www.to-be1st.com

Related Post



0 komentar:

Ubah Bahasa


English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pengunjung

msn spaces stats

Yang Berkunjung

free counters

Yang Lagi Online

Yang Online Hari ini

Facebook

 

Reader Community

Galery Photo